Sejarah dan peninggalan-peninggalan keraton sambas

Dulu Sambas adalah sebuah kerajaan atau biasa di kenal dengan negeri Sambas yang dulu di pimpin oleh keluarga sultan kerajaan di bangun pada Tahun 1662 masehi.kerajaan sambas di puncak kejayaan pada Tahun 1757 masehi.Raden djamak yang bergelar Sultan Oemar aqqamaddin(II),naik tahta yang mengantikan ayahanda Sultan Abubakar kamaluddin keturunan Sultan Hasan ibnu syaiful rizal KERATON sambas di sebut juga istana “AlwatzikHoebbillah”. Konon katanya Raja Sambas mempunyai saudara di brunei yang menjadi raja juga di sana,raja brunei memiliki darah keturunan cina,yang berarti raja sambas juga mempunyai darah keturunan cina.
Pada masa jepang masuk ke indonesia Sultan Muhmmad mulia Ibrahimdi bunuh oleh pasukan jepang yang Tewas di mandor, lalu Sultan Tsafiuddin meninggal dengan keadaan sakit mungkin karna usianya yang sudah begitu tua,beliau juga di gelar sebagai Sultan tua,karna beliau paling lama menjabat sebagai Sultan.
250px-Masjid_100613-3156_sbs
Pusat pemerintahan Kesultanan Sambas terletak di sebuah kota kecil yang sekarang dikenal dengan nama Sambas. Untuk mencapai kota ini dapat ditempuh dengan kendaraan darat dari kota Pontianak ke arah baratlaut sejauh 175 km, melalui kota Mempawah, Singkawang, Pemangkat, dan Sambas.
Lokasi bekas pusat pemerintahan terletak di tepi kota Sambas. Di daerah pertemuan sungai Sambas, Sambas Kecil, dan Teberau, pada sebuah tempat yang oleh penduduk di sebut Muare Ullakan (Desa Dalam Kaum) berdiri keraton Kesultanan Sambas. Pusat pemerintahan Kesultanan Sambas terletak di daerah pertemuan sungai pada bidang tanah yang berukuran sekitar 16.781 meter persegi.
IMAG_0310Sungai Sambas sejak awal sejarah sudah lama dihuni manusia. Mereka bertempat tinggal di tepian sungai pada rumah-rumah rakit atau rumah kolong yang didirikan di atas tiang. Membujur arah barat-timur. Pada bidang tanah ini terdapat beberapa buah bangunan, yaitu dermaga tempat perahu/kapal sultan bersandar, dua buah gerbang, dua buah paseban, kantor tempat sultan bekerja, bangunan inti keraton (balairung), dapur, dan masjid sultan. Bangunan keraton menghadap ke arah barat ke arah sungai Sambas, Ke arah utara dari dermaga terdapat Sungau Sambas Kecil, dan ke arah selatan terdapat Sungai Teberau. Di sekeliling tanah keraton merupakan daerah rawa-rawa dan mengelompok di beberapa tempat terdapat makam keluarga sultan.

Keraton Alwatzikhobillah terdiri dari 3 buah bangunan. Di sebelah kiri bangunan utama terdapat bangunan berukuran 5 x 26 m yang pada masa lalu digunakan sebagai dapur dan tempat para juru masak. Di sebelah kanan bangunan utama terdapat bangunan lain yang berukuran sama seperti dapur. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat sultan dan pembantunya bekerja. Antara bangunan tempat sultan bekerja dan bangunan utama keraton dihubungkan dengan koridor beratap dengan ukuran 5,9 x 1,5 m.
Bangunan utama keraton berukuran 11,5 x 22,6 m. terdiri atas 7 ruangan, yaitu balairung pada bagian depan, kamar tidur sultan, kamar tidur istri sultan, kamar tidur anak-anak sultan, ruang keluarga, ruang makan, dan ruang khusus menjahit. Di bagian atas ambang pintu yang menghubungkan balairung dan ruang keluarga, terdapat lambang Kesultanan Sambas dengan tulisan “Sultan van Sambas” dan angka tahun 15 Juli 1933. Angka tahun ini merupakan tanggal peresmian bangunan Keraton Alwatzikhobillah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH KERAJAAN SINTANG

Bukit Tiong Kandang di Desa mangkit

Bukit Kelam, salah satu 7 batu besar di Dunia